Search

Makam Keramat Mbah Dalem Lumaju Agung

  • Share this:
post-title

Sobat Budaya, pernah mendengar berita perusakan makam keramat di Maja?
Ya! Makam Keramat Mbah Dalem Lumaju Agung. 

Dalem Lumaju Agung adalah salah satu putra dari Raja Permana Puspawangi Ranggamantri atau lebih dikenal dengan sebutan Pucuk Umum Talaga dari istri Ratu Parung Ratu susuhunan Talaga Manggung.

Ranggamantri adalah putra dari Raja Maja, Prabu Maja Wiramatri atau Raden Mundingsuria Ageung yang makamnya di desa Gunungwangi Kecamatan Argapura. Masyarakat desa Gunungwangi Prabu Mundingsuria Ageung dikenal demgan sebutan Mbah Depok atau Mbah Wijaya Kusumah. Sedangkan Prabu Mundingsuria Ageung adalah putra dari Prabu Jayadewata Sang Dewataprana Sribaduga Maharaja atau dikenal dengan julukan Prabu Siliwangi Maharaja Pajajara.

Jadi kalau dirunut dari silsilahnya Dalem Lumaju Agung adalah Cicit atau Buyut dari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi.

Dalem Lumaju Agung ditugaskan oleh ayahnya untuk memimpin Maja yang saat itu tidak lagi menjadi satu Nagara Yuda tapi sudah menjadi bagiam dari Kerajaan Talaga Manggung yaitu menjadi Kedaleman Lumaju Agung, ada yang menyebut lagi Maja Pura.

Ketika Dalem Lumaju Agung ditugaskan memimpin Maja Pura ternyata Agama Islam sudah ada, saat itu ada Syeikh Abdul Jalil yang ditugaskan langsung oleh Sunan Gunung Jati menyebarkan agama Islam ditatar Maja Pura dan sekitarn. Syeikh Abdul Jalil mendirikan pesantren bernama Dahu Pugur beliau juga dikenal dengan nama Dalem Sukahurang, pesantren ini salahsatu pesantren tertua di Majalengka.

Dalem Lumaju Agung sebagai pemimpin Kedaleman Majapura saat itu Islam semakin menyebar ke wilayah Maja. Sehingga beliau selain sebagai Dalem merangkap juga sebagai Ulama pemyebar Islam.

Dengan adanya peristiwa perusakan makam beliau yang terjadi minggu kemarin sangat disayangkan, karena makam tersebut sudah diajukan sebagai Benda Cagar Budaya Majalengka, bahkan sudah tercatat dalam kumpulan makam-makam tua yang sudah dilakukan oleh tim Balai Arkeolog Jabar beberapa bulan yang lalu.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan terus mendata situs-situs bersejarah dan segera menetapkan sebagai Benda Cagar Budaya.

Sobat budaya, jangan lupa untuk tetap menjaga dan melindungi situs-situs bersejarah di Majalengka.

Sumber: Nana Rohmana, Ketua Grup Majalengka Baheula.
 

Pemasaran Admin

Pemasaran Admin