Search

Jembatan Jatipamor Menjadi Saksi Bisu Yang Masih Bisa Dilewati

  • Share this:
post-title

Jembatan lama Jatipamor memiliki sejarah panjang, dulu pertama kali jembatan lama ini dibangun oleh Belanda sekitar tahun 1890 dengan bentuk jembatan gantung yg melengkung. Arsitek Belanda menyebutnya dengan nama Hangsbrugh dan orang Majalengka menyebutnya Sasak Gonjing mungkin karena model plat besi atas dan bagian rangkanya melengkung seperti jajanan gonjing. Jembatan Cikeruh lama juga modelnya seperti , sebagian orang tua dulu menyebut jembatan lama Jatipamor ini dengan sebutan Sasak Belang.

Dalam catatan Sejarah Perjuangan Indonesia, tanggal 13 Februari 1949 di penghujung perang fisik antara Pejuang Republik dan Belanda, jembatan Jatipamor lama ini sempat dihancurkan pejuang Majalengka dengan maksud memutus aliran logistik militer tentara Belanda. Kondisi jembatan yang hancur memaksa Belanda membangun jembatan darurat, karena logistik militer harus tetap berjalan maka pada tanggal 23 Oktober 1949 dimulailah pembongkaran sisa jembatan yang dihancurkan dan dibangun kembali (Gestort Ontkist), waktu itu masih disebut Jembatan Tjideres Ilir, kemudian tanggal 26 November 1949 jembatan Tjideres Ilir ini sudah rampung dan sudah mulai dilewati kendaraan militer kembali.

Pembangunan Jembatan yang hanya menghabiskan waktu satu bulan ini sampai sekarang masih kokoh dilewati kendaraan berat sekalipun. Konstruksi yang sederhana tetapi kekuatannya tak diragukan lagi. Pembangunan ulang jembatan oleh Belanda ini sepertinya pembangunan terakhir mereka di Majalengka karena menginjak tahun 1950 bersamaan dengan dibubarkannya Negara R.I.S orang orang Belanda mulai hengkang dari Majalengka.

Saksi bisu perlawanan Para Pejuang Majalengka melawan Penjajah Belanda ini masih bisa kita lewati, karena sering terjadi kecelakaan di jembatan yang konon angker ini kemudian dibangun jembatan baru di sebelahnya.

Sumber : Nana Rohmana, Ketua Grup Majalengka Baheula.
 

Pemasaran Admin

Pemasaran Admin